Tren Positif Bisnis Cash Management: Nasabah BTN dan BCA Jadi Pendorong Utama

Dikabarkan bahwa sejak peluncuran QLola pada tahun 2022, bisnis cash management BRI mengalami lonjakan signifikan. (bca.co.id)

Bisnis cash management atau pengelolaan kas terus menunjukkan tren positif di sejumlah perbankan Indonesia. Fenomena ini tercermin dari peningkatan nilai transaksi, volume transaksi, hingga jumlah nasabah yang terus bertambah.

Salah satu contoh yang mencolok adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Sejak peluncuran QLola pada tahun 2022, bisnis cash management BRI mengalami lonjakan signifikan. Pada tahun 2023, transaksi cash management BRI meningkat sebesar 33,9% year-on-year (yoy) menjadi Rp 6.788 triliun. Peningkatan ini terjadi di segmen wholesale dan non-wholesale dengan penambahan lebih dari 4.800 pengguna baru.

Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI, Agus Noorsanto, menjelaskan bahwa platform Qlola telah menjadi salah satu faktor penopang utama dalam kenaikan bisnis cash management BRI. Dengan terus melakukan transformasi digital, BRI berkomitmen untuk memberikan pengalaman unik kepada nasabahnya.

Fitur unggulan dari Qlola adalah Qlola Cash Management Infopool, yang memungkinkan pengguna untuk memantau seluruh rekening perusahaan, baik di BRI maupun di bank lain, serta aktivitas bisnis secara komprehensif.

“Transformasi digital tetap menjadi fokus utama dalam perkembangan teknologi dan digital di bidang transaction banking. QLola memberikan kemudahan sehingga nasabah dapat memonitor saldo rekening ataupun aktivitas bisnis. Ini adalah salah satu fitur yang kami siapkan untuk meningkatkan efisiensi nasabah,” kata Agus.

Tidak hanya melalui peluncuran platform QLola, BRI juga menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan fintech untuk meningkatkan layanan transaksi.

Bank lainnya seperti PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam bisnis cash management. Nilai transaksi bisnis cash management BTN meningkat menjadi Rp 164,2 triliun pada 2023, tumbuh 86,1% secara tahunan. Sedangkan volume transaksi mencapai 14.600 transaksi, naik 22,9% dibandingkan tahun sebelumnya.

Ramon Armando, Corporate Secretary BTN, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini disebabkan oleh penambahan fitur yang memudahkan nasabah bertransaksi. BTN juga berfokus pada akuisisi nasabah di berbagai sektor, dengan harapan dapat meningkatkan jumlah transaksi cash management hingga 10% pada tahun ini.

Tidak ketinggalan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatat peningkatan bisnis cash management sebesar 15% secara tahunan per Desember 2023. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, menjelaskan bahwa transaksi cash management turut berkontribusi dalam menjaga aliran dana, yang pada gilirannya menopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), terutama CASA.

“Cash management BCA membangun ekosistem digital melalui Open Banking API berbasis SNAP, Multi Payroll, deepening & expanding komunitas bisnis, pengembangan solusi tailor made, serta meningkatkan customer engagement dan people excellence,” kata Hera.

Dengan memanfaatkan big data, data analytics, dan business intelligence dalam pelayanannya, BCA optimis bahwa bisnis cash management ini akan terus berkembang positif ke depannya.

Demikian informasi seputar cash management. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Philippinestuffs.Com.