Goodyear Tutup Pabrik di Shah Alam, Malaysia: Dampak PHK terhadap 550 Karyawan

Pabrik Goodyear di Shah Alam memiliki sejarah yang panjang dalam industri ban Malaysia. (Katadata.com)

Goodyear adalah raksasa produsen ban asal Amerika Serikat, telah mengumumkan rencananya untuk menutup pabriknya di Shah Alam, Malaysia, yang dijadwalkan akan berakhir pada 30 Juni tahun ini. Keputusan ini, yang diumumkan oleh Presiden Goodyear Asia Pasifik, Nathaniel Madarang, dalam sebuah pernyataan resmi, telah memicu dampak serius bagi 550 karyawan yang akan menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK).

Langkah ini sebagian dari strategi besar-besaran yang dikenal sebagai “Goodyear Forward”, sebuah program transformasi yang bertujuan untuk mengurangi biaya produksi hingga sebesar US$1 miliar pada tahun 2025 mendatang. Madarang menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk mengoptimalkan jejak dan portofolio perusahaan, sambil meningkatkan margin keuntungan dan memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham.

Meskipun keputusan ini sulit, Madarang menegaskan bahwa langkah tersebut diperlukan bagi Goodyear agar tetap kompetitif di pasar yang semakin sengit. Dia menekankan bahwa perusahaan akan menangani proses PHK dengan transparan dan bertanggung jawab terhadap karyawan yang terkena dampak.

Sejarah Panjang Goodyear di Malaysia

Pabrik Goodyear di Shah Alam memiliki sejarah yang panjang dalam industri ban Malaysia. Berdiri sejak tahun 1908, pabrik tersebut awalnya didirikan oleh The Goodyear Orient Company sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan pasokan karet dari perkebunan di Malaysia dan Indonesia. Pada tahun 1929, Goodyear mulai menjual produknya di Malaysia melalui kantor penjualan yang berbasis di Singapura.

Selain menjadi salah satu pemain utama dalam industri ban global, Goodyear juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam industri otomotif Malaysia. Ban Goodyear telah dipasang pada mobil-mobil produksi lokal, termasuk pada Proton Saga, mobil Malaysia pertama yang diluncurkan pada tahun 1985.

Meskipun menutup pabrik di Shah Alam, Goodyear tetap akan melayani pasar Malaysia dengan produk-produknya yang diimpor dari pabrik-pabrik mereka di Thailand, Indonesia, China, dan Taiwan. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk tetap hadir di pasar Malaysia meskipun dengan model bisnis yang berbeda.

Sementara para karyawan yang terkena dampak dari penutupan pabrik mungkin menghadapi tantangan besar dalam mencari pekerjaan baru, harapan tetap ada bahwa dengan sikap tangguh dan kesabaran, mereka akan mampu melewati masa-masa sulit ini. Semua pihak berharap bahwa keputusan ini, meskipun sulit, akan membantu Goodyear memperkuat posisinya dalam pasar global sambil tetap memberikan kontribusi yang berarti bagi industri otomotif Malaysia.

Demikian informasi seputar penutupan pabrik Goodyear dan PHK di Malaysia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Philippinestuffs.Com.