PLTA Kayan Berdampak pada Kemajuan Ekonomi Daerah

PLTA Kayan sudah terbangun membuat potensi PAP terdongkrak. (Foto Istimewa)

Pembangunan PLTA Kayan dinilai positif berbagai pihak.

Pembangunan PLTA Kayan akan dilaksanakan akhir tahun 2019 ini. Pembangkit listrik tenaga air tidak hanya menghasilkan energi listrik saja, namun juga dapat memajukan potensi perekonomian wilayah sekitarnya.

PLTA Kayan Tunjang Perekonomian

Berbagai potensi ekonomi muncul akibat pembangunan hingga berjalannya operasional PLTA Kayan. Mulai perencanaan dan konstruksi wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) kemudian dilirik para investor. Selain itu pembangunan PLTA juga dapat menyerap tenaga kerja.

Selanjutnya nilai ekonomi terbesar yang didapatkan daerah adalah melalui Pajak air permukaan (PAP) yang diprediksi akan menjadi penunjang perolehan pajak di Provinsi Kaltara, ketika nantinya PLTA Kayan sudah beroperasi.

Pendapatan terbesar daerah melalui Pajak Air Permukaan atau PAP (sarte.ca)

Perlu diketahui PAP adalah pajak yang diperoleh dari tindakan pengambilan atau pemanfaatan air permukaan. PAP sendiri mencakup air permukaan, dalam artian semua air yang terdapat pada permukaan tanah dan tidak termasuk air laut (baik yang berada di laut maupun di darat).

PAP sendiri termasuk juga air yang terdapat pada lubang bekas tambang, danau buatan dan air laut, yang kemudian ditarik ke darat untuk dimanfaatkan menjadi air permukaan.

Berdasarkan keterangan Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Provinsi Kaltara Busriansyah, dilansir dari nusantaranews.co (13/5/2019) nilai dari PAP dapat mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah per tahunnya.

“Masih perlu kajian lebih jauh. Namun, potensinya cukup besar dibandingkan sektor pajak lainnya,” kata Busriansyah.

Kemudian untuk menghitung besaran PAP dari PLTA Kayan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara melalui BP2RD akan bekerja sama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

Bersama Unmul Samarinda, BP2RD akan meneliti dan mengkaji PLTA Sungai Kayan. Tim peneliti juga akan melakukan studi banding ke Bendungan Sigura-gura, Sumatera Utara. Kajian akan berfokus pada NPA (Nilai Perolehan Air), hal tersebut dikarenakan NPA di Kaltara rendah, sehingga perlu untuk dinaikkan.

Objek PAP di Kaltara terdiri dari 5 PDAM yang berada di 4 kabupaten dan 1 kota, yang ditambah 32 perusahaan pemanfaatan PAP. PAP pada tahun 2019  ditargetkan sebesar Rp 1,5 miliar (pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni).

“Sampai saat ini, capaian PAP adalah yang terendah jika dibandingkan dengan sumber pajak lainnya. Seperti PKB, BBNKB, PBBKB, dan pajak rokok,” imbuh Busriansyah.

Kemunculan PLTA Kayan adalah langkah dan realisasi serius yang dilakukan pemerintahan, sebagai upaya untuk bersinergi dengan pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur.