Pemerintah Menetapkan Kawasan Sekitar PLTA Kayan di Kalimantan Utara Sebagai Kawasan Industri Terintegerasi.
Pemerintah akan menjadikan kawasan di sekitar PLTA Kayan, Kalimantan Utara sebagai kawasan industri terintegrasi.
Hal tersebut diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman antara PT Kayan Hidro Energy (KHE) selaku pihak yang membangun PLTA dengan dua BUMN yakni PT Adhi Karya dan PT Pelabuhan Indonesia IV.
Kawasan Industri Terintegrasi di Kalimantan Utara
Perjanjian yang ditandatangani terkait kawasan industri terintegrasi yang ada di Kalimantan Utara meliputi pembangunan pembangkit listrik yang menghasilkan listrik sebesar 9.000 megawatt, pembangunan pelabuhan dan kawasan industri.
Jadi ketiga kegiatan besar itu sekaligus dalam satu kawasan terintegrasi, tutur Moeldoko di Kantor Staf Presiden.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengatakan pihaknya akan mengawal jalannya proyek strategis nasional pada kawasan-kawasan tertentu yang sudah ditandatangani.
Sementara, Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie menjelaskan bahwa rencana pembangunan PLTA Kayan berkapasitas 9.000 megawatt ini dibangun di atas lahan 12.000 hektare.
Pembangunan yang digagas sejak 2009 akhirnya terwujud tahun ini, setelah PT Kayan Hydro Energy (KHE) menandatangaani proyek kerja sama dengan China Power yang dilanjutkan dengan penandatanganan pelaksanaan proyek.
Menurut Gubernur Irianto, PLTA Kayan yang terletak di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara ini akan dibangun sebanyak lima bendungan, dimana bendungan pertama bakal menghasilkan 900 megawatt, bendungan kedua 1.200 megawatt, bendungan ketiga dan keempat 1.800 megawatt, lalu bendungan kelima 3.200 megawatt.
Jadi jumlah keseluruhan tenaga yang dihasilkan PLTA Kayan itu 9.000 megawatt. Ini akan menjadi PLTA terbesar di Indonesia sekaligus ASEAN. Seperti yang diketahui, PLTA terbesar itu sebelumnya ada di Sungai Asahan dengan menghasilkan 600 megawatt.
PLTA Kayan sendiri akan dibangun tahun ini dengan nilai investasi beragam. Rentang biaya pembangunan PLTA Kayan mencapaiUS$2,3-2,7 juta per megawatt.
Seperti yang dilansir dari financedetik.com, PLTA Kayan yang memiliki kapasitas listrik sebesar 9.000 megawatt, secara keseluruhan mengeluarkan biaya pembangunan sebesar US$20,7 miliar-US$24,3 miliar. Mengacu kurs Rp14.000/US$, investasinya yaitu sekitar Rp289,8 triliun-Rp340,2 triliun.
Biaya pembangunan PLTA Kayan ini dibiayai oleh Powerchina setelah melakukan tandatangan Perjanjian Pengembangan Bersama untuk PLTA Hydropower 1-5 di Sungai Kayan.
PLTA Kayan sendiri bakal dimanfaatkan untuk melistriki kawasan industri terintegerasi seperti kawasan industri dan pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan.
Untuk pembangunan PLTA Kayan direncanakan bakal dibangun pada akhir tahun ini dan pada tahun 2025 ditargetkan sudah dapat beroperasi.