Penerimaan Cukai Rokok: Penurunan Produksi dan Dampak Terhadap Keuangan Negara?

Penurunan penerimaan cukai rokok di 2025 disebabkan oleh penurunan produksi, namun penindakan rokok ilegal membantu menjaga penerimaan negara. (Prohealth.id)

Penerimaan cukai rokok pada tahun 2025 mengalami penurunan yang signifikan meskipun total penerimaan cukai secara keseluruhan meningkat. Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), total penerimaan cukai mencapai Rp 163,3 triliun, meningkat sebesar 4,6% dibandingkan tahun lalu.

Namun, di balik angka positif tersebut, produksi cukai hasil tembakau (CHT) mengalami penurunan sebesar 2,9%, terutama pada rokok cukai golongan 1.

Penerimaan Cukai Rokok Menurun, Apa Penyebabnya?

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, Djaka Budhi Utama, menjelaskan bahwa penurunan penerimaan cukai rokok disebabkan oleh penurunan produksi oleh produsen rokok, terutama untuk rokok golongan 1.

“Penurunan cukai terkait dengan penurunan produksi pabrik rokok. Rokok cukai kelas 1 yang mengalami penurunan produksi berdampak langsung pada penerimaan cukai,” ujarnya dalam konferensi pers APBNKita pada 14 Oktober 2025.

Meskipun penerimaan cukai rokok mengalami penurunan, penindakan terhadap rokok ilegal yang dilakukan secara masif berhasil mencegah kontraksi penerimaan cukai. Bahkan, penerimaan cukai secara keseluruhan tumbuh sekitar 7,1% dibandingkan tahun lalu.

“Penindakan terhadap rokok ilegal dapat menjaga penerimaan cukai agar tidak terkontraksi,” imbuh Djaka.

Sampai dengan September 2025, penindakan terhadap rokok ilegal telah mencapai 816 juta batang dengan 13.484 kali penindakan. Rokok ilegal yang paling banyak ditindak adalah sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM).

Menurut Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, hampir tiga perempat rokok ilegal yang beredar adalah jenis SKM, yang berpotensi mengurangi penerimaan cukai negara.

Meskipun ada penurunan dalam penerimaan cukai rokok akibat berkurangnya produksi, penindakan terhadap rokok ilegal telah membantu mencegah penurunan yang lebih signifikan. Ke depannya, pengawasan dan penindakan terhadap rokok ilegal harus terus dilakukan untuk memastikan penerimaan cukai tetap stabil dan tidak mengalami kontraksi lebih lanjut.

Demikian informasi seputar kebijakan penurunan penerimaan cukai rokok. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Philippinestuffs.Com.