Pemerintah Indonesia melalui keputusan yang diambil oleh Presiden Prabowo Subianto, kembali mengizinkan PT Freeport Indonesia untuk melakukan ekspor konsentrat tembaga. Keputusan ini diambil setelah adanya rapat di Istana Negara pada Selasa (18/2) kemarin.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa meskipun ekspor konsentrat tembaga telah dilarang sejak akhir 2024, kebijakan tersebut dipertimbangkan kembali mengingat terjadinya kebakaran di smelter Freeport yang menyebabkan tumpukan konsentrat yang belum bisa diproses.
Menurut Bahlil, keputusan ini merupakan solusi win-win yang menguntungkan kedua belah pihak. Pemerintah ingin memastikan agar ribuan pekerja PT Freeport tidak dirumahkan akibat terhentinya produksi, sementara itu, pendapatan Freeport dan negara juga tidak akan terancam kehilangan akibat stok konsentrat yang menumpuk.
Pemerintah juga mengakui bahwa meski ekspor konsentrat tetap diberikan izin, Freeport akan tetap dikenakan sanksi berupa kenaikan pajak ekspor. Hal ini dilakukan agar perusahaan tambang tersebut tetap berkontribusi lebih besar pada negara.
Sebelumnya, izin ekspor konsentrat tembaga untuk PT Freeport Indonesia dijadwalkan berakhir pada 31 Desember 2024. Namun, kebakaran yang terjadi di smelter Freeport mengakibatkan terhentinya proses pengolahan konsentrat, yang berimbas pada penurunan produksi hingga 40 persen dari kapasitas normal.
Sebagai akibatnya, tempat penyimpanan konsentrat perusahaan tersebut sudah hampir penuh, memaksa mereka untuk mengurangi produksi.
Dalam langkah-langkah ke depannya, pemerintah memastikan bahwa proses penyelesaian pembangunan smelter Freeport akan selesai pada Juni 2025 mendatang, sehingga diharapkan masalah ini dapat diatasi dan produksi dapat kembali berjalan dengan lancar.
Demikian informasi seputar izin ekspor konsentrat untuk PT Freeport Indoensia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Philippinestuffs.Com.