Biodiesel merupakan bahan bakal alternatif yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani. Simak proses pembuatan biodiesel dalam ulasan di bawah ini.
Di Indonesia, jenis minyak nabati yang digunakan untuk membuat biodiesel adaah minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO). Bahan bakar ini dapat digunakan sebagai pengganti sebagian atau seluruh bahan bakar diesel konvensional.
Selain minyak sawit, tanaman lain yang berpotensi untuk menjadi baku diesel, seperti tanaman jarak, jarak pagar, kemiri cina, nyamplung dan lain sebagainya.
Proses Pembuatan Bioediesel
Dikutip dari laman EBTKE ESDM, proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi) dengan reaksi antara minyak nabati dengan methanol dibantu katalis basah (NaOH), KOH, atau sodium methylaret untuk menghasilkan campuran metil asam lemak dengan produk ikata gkliserol.
Secara lebih rinci, berikut tahapan pembuatan biodiesel yang perlu Anda ketahui:
- Transesterifikasi
Proses transesterifikasi mencakup dua hal, yakni pencampuran antara kalium hidroksida (KOH) dengan methanol (CH3OH) dengan minyak sawit. Reaksi ini berlangsung sekitar 2 jam pada suhu 58-65 derajat Celcius.
Bahan yang pertama kali masuk ke dalam reaktor yakni asam lemak. Berikutnya, bahan dipanaskan pada suhu tertentu
Reakstor transesterifikasi dibekali dengan pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk dijalankan. Apabila suhu pada reaktor menunjukkan angka 63 derajat Celcius, campuran KOH-Metanol dimasukkan ke dalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung pada saat itu.
Proses ini akan menghasilkan metil ester dengan konversi sekitar 94 persen. Berikutnya, produk reaksi ini akan diendapkan selama rentang waktu tertentu untuk memisahkan gliserol dan metil ester.
Posisi gliserol ada di bagian bawah lantaran memiliki berat jenis yang lebih besar ketimbang metil ester. Selanjutnya, gliserol dikeluarkan dari reaktor supaya tidak menganggu proses transesterifikasi II.
Setelah reaksi metanolisis atau proses transesterifikasi yang ke dua selesai, tahapan yang berikutnya adalah pengendapan selama rentang waktu khusus supaya gliserol bisa lepas dari metil ester.
Pengendapan yang kedua memerlukan waktu lebih singkat ketimbang pengendapan pertama, sebab gliserol yang terbentuk relatif lebih sedikit dan akan larut ketika melewati proses pencucian.
2. Pencucian
Pencucian endapan dari proses transesterifikasi II ditujukan untuk menghilangkan senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan methanol.
Pencucian endapan dilakukan pada suhu sekitar 55 derajat Celcius. Tahapan ini dilakukan sebanyak tiga kali hingga pH campuran menjadi normal (pH 6,8-7.2).
3. Pengeringan
Tahapan ketiga proses pembuatan biodiesel adalah pengeringan. hal ini dilakukan untuk menghilangkan air yang bercampur dalam metil ester. Proses pengeringan membutuhkan waktu sekitar 10 menit pada sihu 130 derajat Celcius.
4. Filtrasi
Proses pembuatan biodiesel yang terakhir adalah filtrasi. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan partiekel-partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama proses berlangsung, seperti karat (kerak besi) yang berasal dari dinding reaktor dan pipa, atau kotoran dari bahan baku. Pada tahapan ini, filter yang digunakan berukuran sama atau lebih kecil dari 10.
Demikian informasi tentang proses pembuatan biodiesel. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan pembaca.