Pasar Tanah Abang, Jakarta, kembali diramaikan dengan maraknya baju murah impor China. Sejumlah toko, terutama di Blok A Lantai 6, menawarkan pakaian baru dengan harga yang membuat konsumen terkejut. Kaos asal China dijual mulai Rp50.000 per potong, jauh lebih rendah dibanding produk lokal yang rata-rata di atas Rp150.000.
Tidak hanya kaos, celana panjang pria juga dibanderol Rp150.000 hingga Rp250.000. Bandingkan dengan produk lokal yang bisa mencapai Rp300.000 per potong. Perbedaan harga inilah yang membuat baju impor asal China semakin diminati, meski di pasar juga tersedia produk dari Maroko, Italia, hingga Korea Selatan.
Pedagang seperti Lisa mengaku baju impor China memang laris karena harganya sangat kompetitif. “Kaos berkerah cukup Rp50.000 saja, di tempat lain bisa lebih dari Rp100.000,” ujarnya.
Persaingan Baju Murah Impor China dengan Produk Lokal
Selain harga, kualitas baju murah impor China dinilai lebih halus dan tidak mudah kusut. Menurut Supian, pedagang lain di Tanah Abang, celana panjang pria impor lebih digemari karena kainnya nyaman dipakai. “Impor lebih murah, tapi kualitas tetap bagus,” jelasnya.
Namun kondisi ini menimbulkan tantangan bagi produsen lokal. Pakaian dalam negeri kerap dianggap lebih mahal, sehingga sulit bersaing dengan produk impor. Konsumen akhirnya lebih memilih baju murah impor China yang menawarkan harga miring dengan kualitas bersaing.
Fenomena banjir produk impor ini menunjukkan adanya pergeseran selera pasar. Masyarakat lebih rasional dalam memilih harga dan kualitas, meski dampaknya bisa menggerus pasar garmen lokal.
Baju murah impor China kini mendominasi Pasar Tanah Abang dengan harga yang jauh lebih terjangkau dibanding produk lokal. Meski memberikan keuntungan bagi konsumen, dominasi ini menjadi tantangan serius bagi industri pakaian dalam negeri untuk meningkatkan daya saing.
Demikian informasi seputar maraknya baju murah impor China yang masuk ke Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Philippinestuffs.Com.