Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2024 mencapai US$150,2 miliar. Angka tersebut mengalami sedikit penurunan dibandingkan posisi bulan sebelumnya, yakni US$151,2 miliar.
Penurunan itu, menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Meski mengalami penurunan, BI menegaskan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia masih mencerminkan ketahanan ekonomi yang solid. “Posisi cadangan devisa tersebut tetap tinggi, setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Angka tersebut berada jauh di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor,” ujar Ramdan dalam keterangan resmi, Jumat (6/12).
Cadangan devisa yang memadai ini dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. BI juga optimis dengan prospek perekonomian Indonesia ke depan.
Prospek ekspor yang positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang terus mencatatkan surplus menjadi indikator kuat ketahanan eksternal Indonesia.
“Persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik turut mendukung stabilitas tersebut,” tambah Ramdan.
Untuk memastikan ketahanan ekonomi yang berkelanjutan, BI berkomitmen memperkuat sinergi dengan pemerintah. Langkah tersebut diharapkan mampu menjaga stabilitas perekonomian nasional sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Posisi cadangan devisa Indonesia yang tinggi menjadi bukti kepercayaan dunia internasional terhadap ekonomi Indonesia. Dengan langkah-langkah strategis yang terus diambil BI dan pemerintah, cadangan devisa diproyeksikan tetap berada di level yang aman, mendukung stabilitas ekonomi sekaligus membuka peluang pertumbuhan lebih lanjut.
Demikian informasi seputar cadangan devisa Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Philippinestuffs.Com.